Jagalah lisan

Lisan adalah bagian anggota tubuh kita yang sangat penting. Allah telah menyebutkan salah satu nikmat yang besar yang diberikan kepada manusia berupa lisan yang dapat digunakan untuk berkata yang fasih dan baik. Yaitu firman Allah di dalam surat Ar Rahman ayat yang ke empat;
“علمه البيان”.
“Allah mengajarkan manusia pandai berbicara dengan fasih”
Dengan nikmat yang besar itu Allah mengingatkan kita agar terus bersyukur, sehingga Allah selalu mengulang-ulang pertanyaan di dalam surat yang sama;
“فبأي ءالآء ربكما تكذبان”.
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”.
Ini menunjukkan betapa lisan itu merupakan nikmat yang besar. Tetapi ternyata daging tak bertulang ini, dapat menentukan apakah seseorang bisa mendapatkan surga atau neraka. Satu kata yang terucap sudah pasti dicatat oleh salah satu dari dua malaikat “Raqib dan Atid”. Allah SWT berfirman:
“ما يلفظ من قول إلا لديه رقيب عتيد”.
“Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf: 18)
Satu kata yang terucap yang menyakitkan orang lain terkadang membuat Allah murka meskipun itu diucapkan secara tidak  sengaja, tetapi pada akhirnya Allah memasukkan orang yang mengucapkan kata-kata itu ke dalam neraka.
Ucapan lisan dapat menjadi indikasi keimanan seseorang. Orang yang beriman selalu mengatakan kata yang baik, bila tidak mampu mengatakan yang baik, maka hendaknya ia diam, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت”.
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam”.
Begitulah pentingnya lisan, hingga Rasul Muhammad SAW pernah menyampaikan bahwa kebanyakan ahli neraka disebabkan karena lisan mereka, sebagaimana pula beliau menyampaikan bahwa ada dua lubang yang sangat mudah menjadikan pemiliknya massuk neraka, yakni antara dua bibir dan antara dua kaki.
Di dunia ini, gara-gara lisan, seseorang mudah menceraikan istrinya. Gara-gara lisan, diri seseorang sudah tidak dihargai oleh teman-temannya. Gara-gara lisan, orang bisa kalap dan tega membunuh saudaranya. Dan gara-gara lisan, orang yang baik bisa terfitnah dan fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan.
Hati-hati dengan lisan kita. Karena ia separuh dari diri kita. Penyair Arab mengatakan:
لسان الفتى نصفه ونصفه فؤاده          فلم يبقى إلا صورة الحم والدم
 “Lisan seorang pemuda itu separuh (diri)nya, dan separuhnya lagi adalah hatinya,
Setelah itu tidak ada lagi yang tersisa dari dirinya, selain dari daging dan darahnya”.  

Komentar