Pengertian Sistem Saraf


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai sistem (Price dan Wilson, 2005).
Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar, dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang (Price dan Wilson, 2005).
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel yang mempunyai bentuk khusus. Sel-sel tersebut dinamakan neuron dan neuroglia. Kedua sel tersebut ibarat pasangan tak terpisahkan yang menyusun jaringan saraf. Jika ada sel neuron, pasti sel neuroglia akan menyertai. Adapun sel neuroglia berfungsi memberikan nutrisi dan bahan-bahan lain yang digunakan untuk kehidupan neuron. Dengan kata lain, neuroglia berfungsi untuk menjamin kehidupan neuron agar tetap dapat melaksanakan kegiatan.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengertian sistem saraf.
2.      Apa yang dimaksud dengan sel saraf neuron dan sel saraf neuroglia ?
3.      Bagaimana bentuk sistemsel saraf neuron dan sel saraf neuroglia ?
4.      Apa saja fungsisistemsel saraf neuron dan sel saraf neuroglia ?
5.      Apa saja klasifikasisistemsel saraf neuron dan sel saraf neuroglia ?
C.    Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.
2.      Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
3.      Untuk mengetahui apa saja struktur, fungsi, dan klasifikasi sistem saraf.
4.      Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.



BAB II
PEMBAHASAN
       A.    Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara cepat.
      B.     Pengertian  Sel Neuron Dan Sel Neuroglia
Sel Neuron adalah sel dengan fitur khusus yang memungkinkannya untuk menerima dan memfasilitasi impuls saraf dan potensial aksi untuk melintasi membran sel neuron menuju neuron berikutnya.
Sel Neuroglia adalah sel penunjang tambahan pada sistem saraf pusat yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
      C.
Bentuk Sel NeuronDan Sel Neuroglia

      1.     
Badan Sel
Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
           2.      Dendrit
Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan perluasan dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan pengantarkan rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite. Dendrit tidak mengandung selubung myelin maupun neurolema.
           3.      Akson
Akson dikenal sebagai neurit. Neurit merupakan serabut sel saraf yang panjang dan merupakan perjuluran dari sitoplasma pada badan sel. Benang-benang halus yang terdapat dalam neurit dikenal sebagai neurofibril yang dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan dapat mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel schwann yang dapat membentuk suatu jaringan yang menyediakan makanan untuk neurit dan juga membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari resiko kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak terbungkus oleh lapisan myelin dapat disebut dengan nodus ranvier, yang berfungsi sebagai mempercepat jalannya rangsangan.
           4.      Sel Glial
Sel glial (neuroglia) adalah sel penunjang tarnbahan pada sistem saraf pusat yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neu­ron, sel glial dapat menjalani mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadinya tumor sistem saraf.
       D.    Fungsi Sel NeuronDan Sel Neuroglia
Berdasarkan fungsi sel neuron, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
  1. Sel saraf sensori
Neuron sensorik (aferen), menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indera atau suatu organ internal ke sistem saraf pusat.
  1. Sel saraf motorik
Neuron motorik, menyampaikan impuls dari sistem saraf pusat ke efektor.
  1. Sel saraf asosiasi
Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lain.
Berdasarkan fungsi sel neuroglia, sel saraf dapat dibagi menjadi4 macam sel glia yaitu:Sel saraf astrosit,Sel sarafOligodendrosit,Sel sarafMikroglia,Sel sarafependim.
1.      Sel saraf astrosit
Astrosit berfungsi sebagai perancah untuk menuntun neuron ke tujuan akhirnya selama perkembangan otak masa janin.
2.      Sel sarafOligodendrosit
oligodendroglia berfungsi untuk membentuk selubung mielin di SSP dan sebagai sel penyokong. Cabang sitoplasma yang serupa daun dari badan-badan sel meluas melingkar mengitari serat-serat saraf secara spiral. Tiap oligodendroglia mempunyai beberapa cabang sehingga dapat membentuk sarung-sarung myelin disekitar beberapa serat-serat saraf yang berdekatan.
3.      Sel sarafMikroglia
Mikroglia berfungsi untuk sel pertahanan imun sistem saraf pusat. Sel “pembersih” ini adalah “sepupu” monosit, sejenis sel darah putih yang meninggalkan darah dan membentuk lini pertama pertahanan di berbagai jaringan di seluruh tubuh.
4.      Sel saraf Ependim
Fungsi sel ependim adalah melapisi bagian dalam rongga otak dan medulla spinalis, ikut membentuk cairan serebrospinal, berfungsi sebagai sel puncaneuron dengan potensi membentuk neuron dan sel glia baru.
      E.     Klasifikasi Sel Neuron Dan Sel Neuroglia
Klasifikasi neuron secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya:
Neuron unipolar, memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dalam golongan ini.
Neuron bipolar, memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung.
Neuron multipolar mempunyai beberapa dendrit dan satu akson yang dapat bercabang-cabang banyak sekali. Kebanyakan neuron sistem saraf pusat merupakan neuron multipolar.
Klasifikasi sel neuroglial
Sel-sel neuroglial, ditemukan di parenkim otak dan sumsum tulang belakang, secara luas diklasifikasikan sebagai:Macroglia, dari ectodermal (saraf) asal, yang terdiri dari astrosit, oligodendrocytes, dan glioblasts.
    Mikroglia, asal mesoderm.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sel Neuron adalah sel dengan fitur khusus yang memungkinkannya untuk menerima dan memfasilitasi impuls saraf dan potensial aksi untuk melintasi membran sel neuron menuju neuron berikutnya.Berdasarkan fungsi sel neuron, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
Neuroglia adalah sel penyokong untuk neuron. Sel glia berfungsi sebagai jaringan ikat sistim saraf pusat dan karenanya membantu menunjang neuron baik secara fisik maupun metabolik. Sel-sel ini secara homeostatis mempertahankan komposisi lingkungan ekstrasel khusus yang mengelilingi neuron di dalam batas-batas sempit yang optimal bagi fungsi neuron. Selain itu, sel-sel ini secara aktif memodulasi sinaps dan kini dianggap sama pentingnya seperti neuron dalam proses belajar dan mengingat. Kini kita akan melihat peran spesifik 4  macam astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependim.


DAFTAR PUSTAKA

Nurrachmah, Elly dan RidaAngriani ed. 2011.Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Singapura: Elsevier.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Komentar